Wakil Gubernur Jabar, H. UU Ruzhanul Ulum menyatakan, kehadiran Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan penguatan dan kebersamaan dengan pemerintah maupun masyarakat di Jawa Barat.
Adanya usulan viral untuk pembubaran MUI sudah menyinggung alim ulama bahkan para santri dan kaum Muslimin di Indonesia yang siap jihad kalau dibutuhkan.
“Hubungan antara Pemprov Jabar dengan MUI dan ormas-ormas Islam selama ini sudah terjalin baik. Kami butuh MUI sebagai simpul dan simbol umat apalagi Jawa Barat yang ingin Jabar juara lahir dan batin,” kata UU Ruzhanul Ulum dalam Mukerda MUI Jabar di Hotel Lingga, Rabu 24 November 2021.
Wagub mengambil, pemerintah jagonya membangun hal fisik baik pendidikan, kesehatan maupun ekonomi. “Tapi kalau untuk pembangunan batin dan spiritual, maka MUI adalah jagonya. Kami sebagai komunitas pesantren sangat tersinggung dengan permintaan MUI dibubarkan,” katanya.
Hal itu karena ulama adalah panutan dan tempat warga bertanya mengenai ibadah maupun masyarakat kemasyarakatan.
“Apalagi fatwa yang dikeluarkan oleh ulama itu sangat menentukan dalam pemeriksaan dan masyarakat. Tidak terbayangkan kalau tidak ada fatwa MUI soal makanan halal dan vaksinasi Covid-19,” katanya.
Wagub Jabar meminta agar survei online melalui medsos soal setuju atau tidak setuju MUI dibubarkan agar dihentikan.
“Saya minta dicabut sekarang yang sedang beredar di medsos. Pertanyaan setuju dan tidaknya MUI dibubarkan sudah melukai ulama dan umat Islam,” katanya.
Wagub menegaskan ajaran Islam punya jihad dan kalau jihad sudah di kumandangkan apalagi yang menyampaikan ulama, maka masyarakat langsung bergerak.
“Hal ini akan membuat kondisi tidak kondusif sehingga kami minta agar cabut survei online soal pembubaran MUI,” katanya.
Adanya pengurus MUI pusat yang ditangkap Densus 88, kata Wagub, bukan berarti satu bangunan harus dibubarkan atau diruntuhkan.
“Kalau ada tikus bukan membakar lumbungnya,” katanya.***